Nah, kalo yang satu ini, pasti gak ada yang berani ganggu. Pertemuanku dengan hiu ini berawal dari tugas esai dari Kelompok Studi Kelautan sebagai salah satu syarat menjadi anggota. Walaupun pada akhirnya aku belum menjadi anggota karena berhalangan menghadiri diklat lapangan, aku senang bisa berkenalan dengan si hiu. Hehe. Asal tau aja, hiu ini gak berbahaya, bahkan terancam punah. Jadi, harus segera diselamatkan. Apa sih, uniknya hiu ini?
Pertama, dia suka berjemur (kayak bule aja,ya). Kedua, dia menjadi inspirasi peningkatan efisiensi turbin air. Ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya, let's check it out!Deskripsi dan Klasifikasi
Hiu berjemur, Cetorhinus maximus (Cetorhinidae) memiliki celah insang yang sangat panjang, memanjang dari permukaan tubuh bagian atas ke bawah. Lengkungan insang dilengkapi dengan deretan sisir halus (panjangnya 10 cm dan jumlahnya lebih dari 1000 setiap deretan), digunakan sebagai jaringan halus terhadap air untuk mendapatkan makanannya. Gigi-giginya sangat kecil umumnya berwarna coklat abu-abu, hidup di perairan pantai, lepas pantai, pemakan plankton, merupakan hiu terbesar kedua setelah hiu paus, panjang maksimum mencapai 1,5 m, tergolong ikan pelagis, tidak berbahaya bagi manusia. Perkembang biakannya belum diketahui dengan pasti. Ditangkap terutama dengan tombak yang ditembakkan ketika hiu sedang berjemur di permukaan. Daerah penyebarannya di seluruh perairan pantai Eropa Barat, Amerika Utara, Samudera Pasifik Barat dan pantai Utara Australia.
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Class: Chondrichthyes
Subclass: Elasmobranchii
Order: Lamniformes
Family: Cetorhinidae
Gill, 1862
Genera: Cetorhinus
Blainville, 1816
Species: C. maximus
Inspirasi Peningkatan Efisiensi Turbin Air
Penelitian yang pernah dilakukan terhadap bentuk sirip paus bongkok, menghantarkan turbin angin dan arus laut menjadi lebih efisien. Kini sebuah penelitian lainnya yang juga mengambil contoh kesempurnaan hasil penciptaan Sang Pencipta akan memperbaiki efisiensi turbin hidro elektrik.
Anthony Reale, seorang mahasiswa desain industri di College for Creative Studies, mencoba mengadopsi teknologi yang dimiliki hiu terbesar kedua setelah hiu paus. Hiu yang sering disebut sebagai hiu berjemur dan memiliki nama latin Cetorhinus Maximus itu memang lebih banyak berjemur dengan berenang di permukaan air dan memakan plankton, hewan invertebrata dan ikan-ikan kecil dengan cara menyaringnya menggunakan mulutnya yang lebar.
Basking Shark, hiu besar inspirasi peningkatan efisiensi turbin air.
Strait Power, nama turbin hidro elektrik yang dirancang Reale, meniru bentuk mulut hiu tersebut saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Dalam kondisi terbuka penuh, diameter mulut hiu itu mencapai 1,2 meter. Tetapi bukan ukuran lebar mulutnya yang menjadi perhatian Reale, melainkan prinsip kerja hidrodinamika yang terjadi ketika hiu besar itu menyaring makanannya sambil berenang.
Menurut Reale, pada saat berenang, bentuk hiu yang streamline mengakibatkan bagian atas dan bawah tubuhnya memiliki perbedaan tekanan. Tidak berbeda jauh halnya dengan pesawat terbang, bagian atas hiu itu mengalami tekanan air yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian bawah. Perbedaan tekanan ini serta adanya celah insang memanjang yang hampir memenuhi kepalanya, membantu air laut memasuki mulutnya dengan cepat.
Dengan kelebihan itu, Reale mendesain turbin ”Strait Power”-nya dengan dua nozzle yang konvergen, menyatu di satu tempat. Nozzle pertama akan mengalirkan dan menekan arus sehingga menghasilkan tekanan rendah di bagian belakang turbin. Kondisi ini akan mempercepat aliran air ke dalam nozzle kedua dan menghasilkan energi yang lebih besar untuk memutar rotor.
Prinsip kerja dan desain Strait Power
Dalam uji cobanya menggunakan prototip yang sebagian besar terbuat dari kayu dengan satu bilah sudu bersama dengan peneliti-peneliti dari University of Michigan yang kebetulan juga sedang melakukan riset serupa, hasilnya seperti yang diduga oleh Reale. Peningkatan energi sebesar 40% bisa dicapai oleh turbin yang terbuat dari bahan-bahan sederhana tersebut.
Reale telah mempatenkan teknologi itu dan menyiapkan lima desain sistem yang siap dikomersialkan, mulai dari portabel dan bisa dilipat untuk keperluan militer serta outdoor hingga versi industri yang memiliki bilah rotor berdiameter 3 meter untuk menghasilkan 40 kiloWatt lebih.
sumber : www.oseanografi.lipi.go.id, www.discoverlife.org, http://blog.its.ac.id/rianenviroitsacid/2011/02/21/hiu-cetorhinus-maximus-inspirasi-peningkatan-efisiensi-turbin-air/